Ponorogo - Excelent service bagian ke dua hari ini Selasa (21/2) kembali di gelar oleh Kapolres Ponorogo dan jajaran Kota. Kali ini memilih sarana taman kota tepatnya di sebelah timur GOR Singodimedjo Jalan Pramuka Ponorogo. Kembali Kapolres Ponorogo AKBP Yuda Gustawan mengajak seluruh pejabat terasnya utamanya yang berada dalam bidang operasional untuk mendengarkan keluh kesah masyarakat Ponorogo.
Cukup menarik sekali mengikuti setiap komentar-komentar maupun pertanyaan yang dilayangkan perwakilan dari masyarakat yang hadir dalam acara ini. Ada yang pro dan ada juga yang kontra, Seperti Mustari misalanya, Kepala SMKN 1 Ponorogo ini menilai kinerja Kapolres dalam hal memberantas judi diberikan nilai 9 dan untuk penanganan kasus curanmor diberikan nilai 3, "gak papa to kalau guru memberikan nilai toh kalau gak ada guru Bapak juga gak akan bisa jadi polisi" tuturnya.
Kapolres sendiri juga memberikan respon terhadap komentar yang dilayangkan oleh guru yang terkenal kritis ini, " Memang nek masalah curanmor iki, tak serahke karo Kasat Reskrim nek angel-angel arep tak goreng neng wajan wae"begitu selorohnya. Kegiatan serupa juga akan terus dilaksanakan oleh Polres Ponorogo dan jajaranya, maksud dan tujuan dari Kapolres sendiri adalah agar para Kasat dan Kapolsek jajaran bisa mendengarkan dan menjawab sendiri bagaimana komentar masyarakat dalam memberikan penilaian kinerja kepada Polri.
Menarik juga ketika mendengarkan seorang warga bernama Gentos dari Kecamatan Siman, dia meminta kepada Kapolres "Pak Mohon untuk daerah Janti karena terkait masalah perut mbok jangan dirazia terus." Janti sendiri memang lokasi yang sering dijadikan area para WTS (wanita tuna susila) yang bukan pada tempatnya, dan semenjak kepemimpinan AKBP Yuda Gustawan sebagai Kapolres getol sekali melakukan razia di lokasi-lokasi yang sering dijadikan ajang mangkal WTS untuk menjajakan dirinya.
Dilematis memang disisi lain soal perut dan disisi lain merupakan tuntutan warga yang menginginkan tempat-tempat seperti itu dirazia. Namun Kapolres berharap agar para WTS ini bekerja ditempat yang semestinya seperti yang ada di lokalisasi Kedung Banteng Kecamatan Sukorejo. (arr/humas)
Cukup menarik sekali mengikuti setiap komentar-komentar maupun pertanyaan yang dilayangkan perwakilan dari masyarakat yang hadir dalam acara ini. Ada yang pro dan ada juga yang kontra, Seperti Mustari misalanya, Kepala SMKN 1 Ponorogo ini menilai kinerja Kapolres dalam hal memberantas judi diberikan nilai 9 dan untuk penanganan kasus curanmor diberikan nilai 3, "gak papa to kalau guru memberikan nilai toh kalau gak ada guru Bapak juga gak akan bisa jadi polisi" tuturnya.
Kapolres sendiri juga memberikan respon terhadap komentar yang dilayangkan oleh guru yang terkenal kritis ini, " Memang nek masalah curanmor iki, tak serahke karo Kasat Reskrim nek angel-angel arep tak goreng neng wajan wae"begitu selorohnya. Kegiatan serupa juga akan terus dilaksanakan oleh Polres Ponorogo dan jajaranya, maksud dan tujuan dari Kapolres sendiri adalah agar para Kasat dan Kapolsek jajaran bisa mendengarkan dan menjawab sendiri bagaimana komentar masyarakat dalam memberikan penilaian kinerja kepada Polri.
Menarik juga ketika mendengarkan seorang warga bernama Gentos dari Kecamatan Siman, dia meminta kepada Kapolres "Pak Mohon untuk daerah Janti karena terkait masalah perut mbok jangan dirazia terus." Janti sendiri memang lokasi yang sering dijadikan area para WTS (wanita tuna susila) yang bukan pada tempatnya, dan semenjak kepemimpinan AKBP Yuda Gustawan sebagai Kapolres getol sekali melakukan razia di lokasi-lokasi yang sering dijadikan ajang mangkal WTS untuk menjajakan dirinya.
Dilematis memang disisi lain soal perut dan disisi lain merupakan tuntutan warga yang menginginkan tempat-tempat seperti itu dirazia. Namun Kapolres berharap agar para WTS ini bekerja ditempat yang semestinya seperti yang ada di lokalisasi Kedung Banteng Kecamatan Sukorejo. (arr/humas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar